Sabtu, 31 Desember 2011

"Nasionalisme"

Lail Cloudy Fighting!!!


A. Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris "nation") dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.
Menurut Smith, Nasionalisme selalu dimaknai sebagai suatu ideologi yang meletakkan bangsa diatas masalahnya dan berupaya mempertinggi keberadaannya. Sedang menurut Plamenatz, melihat Nasionalisme Barat muncul dari reaksi masyarakat yang merasakan ketidaknyamanan budaya terhadap perubahan-perubahan yang terjadi akibat kapitalisme dan industrialisme.
Ideologi nasionalisme telah didefenisikan dengan berbagai cara tetapi kebanyakan definisi tersebut tumpang tindih dan menyikapkan tema yang sama.
Nasionalisme adalah suatu ideologi yang meletakan bangsa dipusat masalahnya dan berupaya mempertinggi keberadannya dan mempertinggi derajat bangsa. Sasaran umumnya adalah otonomi nasional, kesatuan nasional dan identitas nasional.
Kerja nasionalis adalah suatu gerakan ideologis untuk mencapai dan mempertahankan otonomi, kesatuan, dan identitas bagi suatu populasi yang jumlah anggotanya bertekad untuk membentuk suatu ” bangsa ” yang aktual atau ”bangsa” yang pontesial. Inilah definisi kerja yang didasarkan pada unsur umum dari ideal nasionalis yang mempunyai gaya sendiri, sehingga berkarakter induktif.
Definisi ini mengikat ideologi pada gerakan yang berorientasi sasaran, karena sebagai ideologi, nasionalisme menetapkan jenis-jenis tindakan tertentu. Konsep inti ideologilah yang menetapkan sasaran gerakan, sehingga membedakannya dengan jenis gerakan lainnya. Kaitan erat antara ideologi dan gerakan tidaklah membatasi konsep nasionalisme sekadar sebagai gerakan yang mengupayakan kemandirian. Kata ’mempertahankan’ dalam definisi kerjanya itu mencakup pengaruh nasionalisme. Bentuk budaya bangsa dari kaum nasionalis tersebut adalah bangsa yang anggota-anggotanya sadar akan kesatuan budaya dan sejarah nasional mereka. Mereka juga mengabdikan diri untuk menggali individualitas nasional mereka melalui pendidikan dan institusi- institusi nasional. Hal yang pribumi adalah popular ipso facto.
Bangsa adalah suatu bentuk simbolisme politik dan budaya publik, dan tak pelak lagi merupakan budaya massa yang dipolitisasikan, yang mengupayakan warga negara agar mencintai bangsa mereka, mematuhi hukumnya, dan membela tanah air mereka.
Dalam satu tataran, nasionalisme muncul sebagai suatu ideologi politik. Ditataran lainnya, Nasionalisme merupakan proses sejarah yang melahirkan kesadaran bersama (kolektif), yang atas peran kaum nasionalis berhasil menumbuhkan keinginan untuk hidup bersama dalam sebuah bangsa yang berdaulat.

B. Lahirnya Nasionalisme
Nasionalisme muncul dan berkembang menjadi sebuah paham (isme) yang dijadikan sebagai landasan hidup bernegara, bermasyarakat dan berbudaya dipengaruhi oleh kondisi historis dan dinamika sosio kultural yang ada di masing-masing negara. Pada mulanya unsur-unsur pokok nasionalisme itu terdiri atas persamaan-persamaan darah (keturunan), suku bangsa, daerah tempat tinggal, kepercayaan agama, bahasa dan kebudayaan.
Nasionalisme akan muncul ketika suatu kelompok suku yang hidup di suatu wilayah tertentu dan masih bersifat primordial berhadapan dengan manusia-manusia yang berasal dari luar wilayah kehidupan mereka. Lambat laun ada unsur tambahan, yaitu dengan adanya persamaan hak bagi setiap orang untuk memegang peranan dalam kelompok atau masyarakat (demokrasi politik dan demokrasi sosial) serta adanya persamaan kepentingan ekonomi. Inilah yang kemudian dikenal dengan istilah nasionalisme modern.
Dilihat dari sejarah perkembangannya, nasionalisme mula-mula muncul menjadi kekuatan penggerak di Eropa Barat dan Amerika Latin pada abad ke-18. Di Amerika Utara misalnya, bahwa nasionalisme lahir karena perluasan dibidang perdagangan. Ada pula yang berpendapat bahwa manifestasi nasionalisme muncul pertama kali di Inggris pada abad ke-17, ketika terjadi revolusi Puritan.
Namun dari beberapa pendapat tersebut dapat dijadikan asumsi bahwa munculnya nasionalisme berawal dari Barat (yang diistilahkan oleh Soekarno sebagai nasionalisme Barat) yang kemudian menyebar ke daerah-daerah jajahan. Dengan kalimat lain bahwa, “As a historical symptom, nationalism emerged as the response to a political, economic, social, and cultural context, particularly the one brought on by colonialism”. Yaitu sebagai gejala historis, munculnya nasionalisme merupakan respon terhadap suasana politik, ekonomi, sosial dan budaya, terutama respon terhadap penjajahan.
Nasionalisme merupakan hasil yang paling penting daripada pengaruh kekuasaan Barat di negeri-negeri Asia pada zaman moderen. Nasionalisme sebagai suatu gejala historis telah berkembang sebagai jawaban terhadap kondisi politik, ekonomi, dan sosial khususnya yang ditimbulkan oleh situasi kolonial.
Di Eropa, Nasionalisme merupakan satu kesatuan politik yang lebih penting dalam pembentukan sejarah Eropa dan dunia daripada ide kemerdekaan dan demokrasi parlemen atau komunikasi. Pernyataan Peter itu sejalan dengan Dagun, bahwa nasionalisme berkembang secara nyata sejak revolusi Perancis dengan karakternya yang sudah tumbuh sepanjang era menguatnya kelas menengah dan dominannya peran pemerintah dalam perekonomian merkantilisme di Eropa Barat. Karena itu, definisi yang ditawarkan oleh Dagun adalah bahwa Nasionalisme adalah faham ideologi yang mengajarkan kecintaan, kebanggan, dan kepercayaan besar terhadap negara dan bangsa sendiri demi mencapai, mempertahankan, dan mengekalkan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan dari bangsa dan negara yang bersangkutan. (Syaharuddin, 2011 : 11)
Menurut Geertz, tumbuhnya Nasionalisme di Indonesia didasarkan persamaan kultural, rasial, lokal, dan bahasa yang dibantu oleh tokoh nasionalis dan kemudian menumbuhkan identitas bersama (Syaharuddin, 2011 : 9).

C. Pengaruh Nasionalisme di Indonesia
Di Indonesia, gerakan nasionalisme mulai bangkit pada tahun 1908 yang ditandai dengan berdirinya organisasi “Boedi Oetomo”. Hal ini serupa dengan yang ditulis oleh Charles Wolf. Jr., yaitu: The formal nationalist movement in the Indies began in Java in 1908 with the organization of the Boedi Oetomo. Namun bentuk nasionalisme yang berkembang pada saat itu kebanyakan masih bersifat kedaerahan kelompok, belum pada tataran kenegaraan. Akibat berdirinya Boedi Oetomo bagi penguasa peguasa tradisional pribumi, yaitu elite lama, adalah negatif. Oleh karena itu, organisasi ini tumbuhnya lambat. Sebagai reaksi terhadap keinginan emansipasi di atara massa rakyat yang luas, golongan elite lama ini kemudian membentuk ikatan sendiri. Perkumpulan bupati, yang memperjuangkan kepentingan mereka sendiri dengan cara caranya sendiri.
Tumbuhnya diferensasi sosial menyebabkan jumlah organisasi-organisasi nasionalis bertambah dengan bermacam-macam tujuan untuk melindungi kepentingan mereka masing-masing sambil berdialog menentang kolonialisme. Nasionalisme Indonesia, seperti juga di Negara-negara Asia Tenggara lainnya, mempunyai basis historis pada kolonialisme, maka sifat antikolonialisme menjadi bagian utamanya. Oleh karena itu, ada interdependensi antara nasionalisme dan kolonialisme pada umumnya dan juga terasa adanya pengaruh timbal balik, terutama antara nasionalisme yang sedang tumbuh dan politik kolonial beserta ideologi kolonialnya.
Pergerakan nasional di Indonesia dalam arti umum dapat dianggap sebagai suatu regenerasi. Pergerakan ini bukanlah pergerakan yang hanya terbatas pada bidang politik tetapi meliputi juga bidang ekonomi, sosial, dan kultural. Sifat universal dari fenomena ini menyebabkan pergerakan itu mempunyai aspek multidimensional. Karena mengalami regenarasi ini, maka para partisipan menjadi sadar akan segala sesuatu, baik yang lama maupun yang modern, semuanya didorong ke arah kemajuan dan terlibat pada semua kegiatan secara aktif.
Nasionalisme sebagai suatu ide pada semua bentuknya perlu diselidiki keselarasannya dan hubungannya dalam konteks situasional realitas sejarah tertentu. Manifestasi-manisfestasinya harus dihubungkan dengan masing-masing kelompok sosial yang mendukungnya, perubahan perubahan struktural harus diterangkan sejalan dengan dinamisme kelompok dan derajat integrasinya.
Kesadaran untuk memikirkan rakyat secara keseluruhan dan ingin menjadi sebuah negara yang merdeka inilah yang mendasari nasionalisme di Indonesia. Dari nasionalisme itulah muncul berbagai organisasi, yang pada akhirnya bersatu untuk mencapai tujuan bersama yaitu sebuah negara merdeka.

PENUTUP

Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris "nation") dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.
Dilihat dari sejarah perkembangannya, nasionalisme mula-mula muncul menjadi kekuatan penggerak di Eropa Barat dan Amerika Latin pada abad ke-18.
Menurut Geertz, tumbuhnya Nasionalisme di Indonesia didasarkan persamaan kultural, rasial, lokal, dan bahasa yang dibantu oleh tokoh nasionalis dan kemudian menumbuhkan identitas bersama.
Pengaruh nasionalisme di Indonesia di tandai dengan munculnya berbagai organisasi baik yang bersifat kedaerahan maupun yang bersifat nasional, dan pada akhirnya organisasi-organisasi tersebut bersatu untuk mencapai tujuan bersama yaitu Indonesia Merdeka.

Sumber :

Sartono Kartodirdjo. 1989. Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia. Jakarta: Gramedia

Sartono Kartodirdjo. 1993. Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah Pergerakan Nasional Dari Kolonialisme Sampai Nasionalisme. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Syaharuddin. 2009. Orang Banjar (Menjadi) Indonesia Dinamika Organisasi Islam di Borneo Selatan (1912-1942). Yogyakarta: Eja Publisher

http://hendrikofirman.wordpress.com , (di akses tanggal 28 Oktober 2011)

http://kafeilmu.com/2011/04/sejarah-dan-perkembangan-nasionalisme.html (diakses tanggal 28 Oktober 2011)

http://hendrikofirman.wordpress.com/2009/01/10/sejarah-analitik-struktural-nasionalisme-indonesia/ , (diakses tanggal 19 Oktober 2011

http://kang-adek.blogspot.com/2009/01/dampak-globalisasi-terhadap.html , (diakses tanggal 19 Oktober 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar